
Info Rendang – Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Widiyanti Putri Wardhana, menegaskan bahwa keselamatan dan kenyamanan wisatawan adalah fondasi utama pariwisata yang berkelanjutan. Hal tersebut disampaikan dalam Rapat Koordinasi Lintas Kementerian/Lembaga terkait isu keselamatan wisatawan yang digelar secara daring pada Rabu (2/7/2025).
“Tanpa sistem keselamatan yang kuat, pariwisata tidak akan berkelanjutan, apalagi mampu bersaing di tingkat global,” tegas Menpar Widiyanti.
Target Zero Accident di Seluruh Destinasi Wisata
Menpar menyebut target utama Kemenparekraf adalah zero accident di seluruh destinasi wisata di Indonesia. Ia menekankan bahwa satu insiden saja bisa menghancurkan kepercayaan wisatawan dan mencoreng citra Indonesia sebagai negara tujuan wisata dunia.
Sejumlah isu keselamatan prioritas turut dibahas, termasuk:
-
Keselamatan transportasi wisata
-
Pengelolaan daya tarik wisata yang aman
-
Batas kapasitas pengunjung
-
Keselamatan wisata ekstrem
-
Ketersediaan rute evakuasi dan sistem peringatan dini
Baca Juga : Pemkab Buleleng Matangkan Persiapan Lovina Festival 2025, Angkat Tema The Magical of Lovina
Kemenparekraf Susun Rencana Aksi Terpadu
Rapat ini bertujuan menyelaraskan kebijakan, regulasi, dan standar operasional antar K/L, sekaligus menyusun rencana aksi keselamatan wisata nasional. Fokusnya meliputi:
-
Mitigasi risiko dan respons darurat
-
Pengawasan wahana wisata, ekowisata, dan wisata petualangan
-
Peningkatan kapasitas SDM pariwisata
-
Penerapan sistem pengawasan dan perizinan yang lebih ketat
“Keselamatan harus menjadi komitmen bersama seluruh pihak, mulai dari pemerintah pusat, daerah, pelaku usaha hingga komunitas lokal,” tegas Menpar.
43 SKKNI Disusun, Basarnas Usulkan Safe Tourism Roadmap 2025–2030
Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur, Hariyanto, mengungkapkan bahwa saat ini telah ditetapkan 43 Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di bidang kepariwisataan, dengan rincian:
-
14 kategori keselamatan tinggi
-
7 kategori keselamatan menengah
-
22 kategori keselamatan rendah
Sementara itu, Basarnas melalui Kasubdit Pengerahan Potensi dan Pengendalian Operasi, Emy Freezer, menyoroti masih lemahnya kesiapan di destinasi wisata, seperti:
-
Tidak adanya rute evakuasi standar
-
Minimnya SOP tanggap darurat lintas lembaga
-
Belum adanya peta risiko wisata dan sistem peringatan dini
-
Kurangnya pelatihan pemandu lokal dan titik penyelamatan
Basarnas pun mengusulkan adanya “Safe Tourism Roadmap 2025–2030” sebagai peta jalan lintas sektor dalam membangun pariwisata yang aman dan siap siaga.
Penutup
Dengan koordinasi dan komitmen bersama lintas sektor, pemerintah menargetkan Indonesia menjadi destinasi wisata yang aman, nyaman, dan berkualitas global. Keselamatan wisatawan bukan hanya tanggung jawab pengelola, melainkan tanggung jawab kolektif demi masa depan pariwisata Indonesia yang berdaya saing tinggi.